Sabtu, 25 April 2015

[048] Al Fath Ayat 006



««•»»
Surah Al Fath 6

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
««•»»
wayu'adzdziba almunaafiqiina waalmunaafiqaati waalmusyrikiina waalmusyrikaati alzhzhaanniina biallaahi zhanna alssaw-i 'alayhim daa-iratu alssaw-i waghadhiba allaahu 'alayhim wala'anahum wa-a'adda lahum jahannama wasaa-at mashiiraan
««•»»
Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.
««•»»
That He may punish the hypocrites, men and women, and the polytheists, men and women, who entertain a bad opinion of Allah. For them shall be an adverse turn of fortune: Allah is wrathful with them and He has cursed them, and prepared for them hell, and it is an evil destination.
««•»»

Allah SWT melakukan semuanya itu untuk mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan. Sikap dan tindakan mereka terhadap kaum Muslimin itu menyebabkan mereka mendapat azab dari Allah, di samping timbulnya kebingungan, ketakutan, kesedihan pada diri mereka karena mereka melihat kemenangan kaum Muslimin atas mereka, lenyap dan kalahnya agama mereka oleh Islam, ditawannya sebahagian mereka oleh orang-orang yang beriman, dan terbunuhnya sebagian keluarga mereka dalam peperangan, dan sebagainya. Semula mereka menyangka bahwa mereka pasti menang, dapat mengalahkan kaum Muslimin, bahkan sanggup membunuh semuanya. Sedangkan mereka itu berdasarkan keadaan pada waktu itu yakin keadaan mereka yang lebih baik dari keadaan kaum Muslimin. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya dan segala macam penyesalan mereka itu tidak ada gunanya lagi.

Dalam ayat ini "orang-orang munafik" disebut lebih dahulu dari "orang-orang musyrik". Hikmahnya ialah untuk menekankan bahwa orang-orang munafik lebih banyak menimbulkan kemudaratan bagi orang-orang yang beriman, dibandingkan dengan orang-orang musyrik. Orang munafik merupakan musuh yang tidak nampak dan sukar menghadapinya, sedangkan orang-orang musyrik adalah musuh yang nampak dengan jelas sehingga mudah menghadapinya. Sehubungan dengan sikap orang-orang munafik ini,

Allah SWT berfirman:
بل ظننتم أن لن ينقلب الرسول والمؤمنون إلى أهليهم أبدا وزين ذلك في قلوبكم وظننتم ظن السوء وكنتم قوما بورا
Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya dan setan telah menjadikan kamu memandang baik dalam hatimu persangkaan itu, dan kamu telah menyangka mereka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa.
(QS. Al Fath [48]:12)

Di samping bencana yang akan menimpa orang-orang munafik dan orang-orang musyrik itu, mereka juga akan menerima kemurkaan Allah, dijauhkan dari rahmat-Nya, disediakan neraka Jahanam yang membakar hangus mereka di akhirat nanti. Neraka Jahanam itu adalah tempat yang paling buruk disediakan bagi mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah) dapat dibaca As-Sau` atau As-Suu` dan demikian pula pada ayat selanjutnya. Mereka berprasangka bahwa Allah pasti tidak akan menolong Nabi Muhammad saw. dan orang-orang mukmin. (Mereka akan mendapat giliran yang amat buruk) yaitu akan mendapatkan kehinaan dan azab (dan Allah memurkai mereka dan mengutuk mereka) artinya menjauhkan mereka dari rahmat-Nya (serta menyediakan bagi mereka neraka Jahanam. Dan neraka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat kembali) tempat kembali yang paling buruk.
««•»»
and so that He may chastise the hypocrites, men and women, and the idolaters, men and women, and those who make evil assumptions about God (read al-saw’ or al-sū’, ‘evil’, in all three places); they assumed that He will not assist Muhammad (s) and the believers. For them will be an evil turn of fortune, by way of abasement and chastisement; and God is wroth with them, and He has cursed them, He has banished them [far from His mercy], and has prepared for them Hell — and it is an evil destination!, [an evil] place to return to.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of29
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=48&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#48:6

[048] Al Fath Ayat 005

««•»»
Surah Al Fath 5

لِيُدْخِلَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَيُكَفِّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَكَانَ ذَلِكَ عِنْدَ اللَّهِ فَوْزًا عَظِيمًا
««•»»
liyudkhila almu/miniina waalmu/minaati jannaatin tajrii min tahtihaa al-anhaaru khaalidiina fiihaa wayukaffira 'anhum sayyi-aatihim wakaana dzaalika 'inda allaahi fawzan 'azhiimaan
««•»»
Supaya Dia memasukkan orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah,
««•»»
That He may admit the faithful, men and women, into gardens with streams running in them, to remain in them [forever], and that He may absolve them of their misdeeds. That is a great success with Allah.
««•»»

Allah SWT melakukan yang demikian itu agar tiap-tiap orang mukmin merasakan nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada mereka sehingga mensyukurinya. Dengan adanya usaha mensyukuri nikmat Allah itu maka manusia akan mendapat tambahan nikmat dari Allah yang lebih besar lagi yaitu dengan menghapus dosa kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat dan menyediakan tempat yang penuh kebahagiaan bagi mereka di surga. Hal itu merupakan kemenangan yang besar bagi mereka.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari bahwa Anas bin Malik bertanya kepada Rasulullah saw, mengenai diturunkannya ayat 1 sampai dengan ayat 3 surah ini, dalam perjalanan pulang ke Madinah, setelah perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah saw berkata: "Sesungguhnya telah turun kepadaku ayat yang lebih aku sukai daripada apa yang ada di permukaan bumi ini".

Kemudian beliau membacanya. Para sahabat berkata, "Alangkah baiknya ya Rasulullah, sesungguhnya telah diterangkan apa yang akan dianugerahkan kepada engkau, tetapi apa yang akan dianugerahkan Allah kepada kami?" Maka turunlah ayat ini, yang menerangkan anugerah yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Supaya Dia memasukkan) lafal Liyudkhila ini berta`alluq kepada lafal yang tidak disebutkan, yakni Dia memerintahkan berjihad supaya memasukkan (orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah.)
««•»»
so that He may admit (li-yudkhila is semantically connected to an omitted clause, that is to say, amara bi’l-jihād, ‘He has enjoined the struggle [so that He may admit]’) the believing men and believing women into gardens underneath which rivers flow, wherein they will abide, and that He may absolve them of their misdeeds; for that, in God’s sight, is a supreme triumph;

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Salamah bin Akwa' yang telah menceritakan, ketika kami sedang dalam keadaan istirahat di siang hari, tiba-tiba terdengar juru seru Rasulullah saw. mengumandangkan suara, "Hai manusia! Berbaiatlah-berbaiatlah, telah turun Ruhul Qudus (Malaikat Jibril)." Kemudian kami semua bangkit menuju Rasulullah saw. yang pada saat itu sedang berada di bawah pohon Samurah, lalu kami mengucapkan janji setia kepadanya. Lalu Allah menurunkan firman-Nya, "Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin..."
(QS. Al Fath [48]:18).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 4][AYAT 6]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
5of29
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=48&tAyahNo=5&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#48:5

[048] Al Fath Ayat 004

««•»»
Surah Al Fath 4

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
««•»»
huwa alladzii anzala alssakiinata fii quluubi almu/miniina liyazdaaduu iimaanan ma'a iimaanihim walillaahi junuudu alssamaawaati waal-ardhi wakaana allaahu 'aliiman hakiimaan
««•»»
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi  {1395} dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
{1395} Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya,
««•»»
It is He who sent down composure into the hearts of the faithful that they might enhance their faith. To Allah belong the hosts of the heavens and the earth, and Allah is all-knowing, all-wise.
««•»»

Allah SWT menganugerahkan nikmat Nya dengan menanamkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, terutama dalam hati para sahabat yang ikut serta beserta Rasulullah saw dalam perjanjian Hudaibiyah. Dengan ketenangan hati itu, para sahabat tunduk dan patuh kepada hukum Allah dan keputusan Rasul Nya. Dengan ketenangan hati itu, Allah SWT menambah iman para sahabat.

Imam Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu tidak sama kadarnya dalam tiap-tiap hati orang-orang beriman; ada yang tebal ada yang sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu iman dapat pula bertambah dan berkurang pada diri seseorang.

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman, ialah menghilangkan perbedaan pendapat. yang terjadi antara para sahabat Rasulullah tentang perdamaian Hudaibiyah. Dengan timbulnya ketenangan hati, semua sahabat Nabi akhirnya mengikuti keputusan Rasul Nya.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab termasuk di antara sahabat yang tidak menyetujui perdamaian Hudaibiyah itu sehingga beliau berkata, "Bukankah kita pada jalan yang hak, sedangkan mereka di jalan yang batil?".

Dengan rahmat Allah, perbedaan pendapat itu hilang. Para sahabat menyadari kebenaran pendapat Rasulullah saw itu, termasuk Umar bin Khattab yang akhirnya menyetujui pendapat Rasulullah.

Ayat ini dapat berarti umum dan dapat berarti khusus. Arti umum ialah: Allah SWT akan menanamkan ketenangan hati, kesabaran dan ketabahan bagi setiap orang yang beriman sehingga tidak ada lagi perbedaan pendapat di antara mereka yang dapat menimbulkan perpecahan.

Hanya orang-orang yang kurang imannya sajalah yang mudah berselisih dan bercekcok dengan orang yang beriman yang lain, sedangkan arti khususnya ialah: Allah SWT menimbulkan ketenangan hati pada setiap orang yang bersama Rasulullah saw dalam menghadapi perdamaian Hudaibiyah. Arti khusus inilah yang dimaksud dalam ayat ini karena inilah yang sesuai dengan sebab turunnya ayat ini.

Allah SWT menerangkan bahwa Dia lah yang mengatur dan menguasai langit dan bumi. Dia mempunyai tentara langit dan tentara bumi, yang dapat melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki Nya. Tidak ada satu pun dari tentara Nya itu yang mengingkari perintah-perintah Nya.

Di antara tentara-tentara itu ada yang berupa malaikat, binatang-binatang, angin topan, gempa yang dahsyat, banjir, aneka rupa penyakit, dan sebagainya. Jika dikehendaki Nya Dia dapat menghancurkan segala sesuatu dengan satu macam tentara Nya saja termasuk menghancurkan setan.

Tetapi Dia tidak berbuat demikian, bahkan Dia memerintahkan kepada kaum Muslimin agar berjihad dan berperang di jalan Nya. Semuanya itu ditetapkan sesuai dengan hikmah, tujuan dan kemaslahatan yang diketahui Nya, sedangkan manusia boleh jadi tidak mengetahuinya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah yang telah menurunkan ketenangan) yakni ketenteraman (ke dalam kalbu orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka) kepada syariat-syariat agama, yaitu sewaktu turun salah satu daripadanya mereka langsung beriman antara lain ialah syariat berjihad. (Dan kepunyaan Allahlah tentara langit dan bumi) jika Dia menghendaki untuk menolong agama-Nya tanpa kalian, niscaya Dia dapat melakukannya (dan adalah Allah Maha Mengetahui) semua makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya, yakni Dia terus-menerus bersifat demikian.
««•»»
He it is Who sent down the spirit of Peace, [Divine] reassurance, into the hearts of the believers, that they might add faith to their faith, by way of [their embracing of] the legal stipulations of religion: for every time He revealed one [of these], they would believe in it — including the [command to] struggle. And to God belong the hosts of the heavens and the earth, and so if He wanted to bring victory to His religion by means of others, He would have done so. And God is ever Knower, of His creatures, Wise, in His actions, in other words, He is ever possessed of such attributes;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 3][AYAT 5]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
4of29
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=48&tAyahNo=4&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#48:4

[048] Al Fath Ayat 003

««•»»
Surah Al Fath 2

وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا
««•»»
wayanshuraka allaahu nashran 'aziizaan
««•»»
Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).
««•»»
and Allah will help you with a mighty help.
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa dengan terjadinya perjanjian Hudaibiyah, maka berarti Allah telah menyempurnakan nikmat Nya yang tiada terhingga kepada Rasulullah saw. Nikmat-nikmat itu ialah:

PERTAMA
Mengampuni dosa-dosa Rasulullah yang dilakukan sebelum dan sesudah terjadi perjanjian Hudaibiyah. Tentu saja yang dimaksud dosa dalam ayat ini ialah kesalahan-kesalahan dan dosa kecil yang tidak mengurangi atau merusakkan fungsi kenabiannya karena Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terpelihara dari perbuatan dosa besar.

KE·DUA
Tersebarnya agama Islam ke seluruh Jazirah Arab, bahkan ke beberapa daerah kerajaan Romawi. Maka hal itu menjadikan Rasulullah sebagai seorang yang bertanggung jawab dan mengurus persoalan agama dan pula sebagai Kepala Negara. Dalam sejarah, jarang terjadi hal yang demikian yaitu di samping di angkat Allah menjadi Nabi dan Rasul juga menjadi Kepala Negara. Di antara Nabi dan Rasul yang merangkap sebagai kepala negara: hanya Nabi Daud as dan putra beliau Nabi Sulaiman as.

KE·TIGA
Membimbing Rasulullah saw ke jalan yang lurus dan diridai Nya.

KE·EMPAT
Menolong Rasulullah dari gangguan dan serangan musuh sehingga tidak satu pun dari musuh itu dapat menyerang dan membunuhnya.

Menurut Mujahid, Sofyan As Sauri, Ibnu Jarir dan Al Wahidy, dan beberapa ulama yang lain yang dimaksud dengan memberi pengampunan dalam ayat ini ialah mengampuni dosa-dosa Rasulullah saw sebelum beliau diangkat menjadi Rasul dan sesudah diangkat menjadi Rasul.

Az Zamakhsyary, pengarang tafsir Al Kasysyaf berkata: "Kalau engkau menanyakan mengapa Allah SWT menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosa Muhammad, akan kujawab: "Allah SWT bukan menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosanya saja, akan tetapi Allah SWT menjadikannya sebagai sebab Rasulullah mendapat empat perkara, yaitu: pengampunan dosanya, penyempurnaan nikmat-nikmat Nya, petunjuk ke jalan yang lurus dan kemenangan yang gilang-gemilang.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan supaya Allah menolongmu) melalui agama Islam itu (dengan pertolongan yang mulia) tidak pernah hina atau pertolongan yang kuat dan tidak dapat dikalahkan.
««•»»
and that God may grant you, therein, a mighty victory, one of glory, involving no humiliation.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 2][AYAT 4]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
3of29
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=48&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#48:3

[048] Al Fath Ayat 002

««•»»
Surah Al Fath 2

لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا
««•»»
liyaghfira laka allaahu maa taqaddama min dzanbika wamaa ta-akhkhara wayutimma ni'matahu 'alayka wayahdiyaka shiraathan mustaqiimaan
««•»»
supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni'mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus,
««•»»
that Allah may forgive you what is past of your sin and what is to come, and that He may perfect His blessing upon you and guide you on a straight path,
««•»»

Ayat ini menerangkan bahwa dengan terjadinya perjanjian Hudaibiyah, maka berarti Allah telah menyempurnakan nikmat Nya yang tiada terhingga kepada Rasulullah saw. Nikmat-nikmat itu ialah:

PERTAMA
Mengampuni dosa-dosa Rasulullah yang dilakukan sebelum dan sesudah terjadi perjanjian Hudaibiyah. Tentu saja yang dimaksud dosa dalam ayat ini ialah kesalahan-kesalahan dan dosa kecil yang tidak mengurangi atau merusakkan fungsi kenabiannya karena Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul terpelihara dari perbuatan dosa besar.

KE·DUA
Tersebarnya agama Islam ke seluruh Jazirah Arab, bahkan ke beberapa daerah kerajaan Romawi. Maka hal itu menjadikan Rasulullah sebagai seorang yang bertanggung jawab dan mengurus persoalan agama dan pula sebagai Kepala Negara. Dalam sejarah, jarang terjadi hal yang demikian yaitu di samping di angkat Allah menjadi Nabi dan Rasul juga menjadi Kepala Negara. Di antara Nabi dan Rasul yang merangkap sebagai kepala negara: hanya Nabi Daud as dan putra beliau Nabi Sulaiman as.

KE·TIGA
Membimbing Rasulullah saw ke jalan yang lurus dan diridai Nya.

KE·EMPAT
Menolong Rasulullah dari gangguan dan serangan musuh sehingga tidak satu pun dari musuh itu dapat menyerang dan membunuhnya.

Menurut Mujahid, Sofyan As Sauri, Ibnu Jarir dan Al Wahidy, dan beberapa ulama yang lain yang dimaksud dengan memberi pengampunan dalam ayat ini ialah mengampuni dosa-dosa Rasulullah saw sebelum beliau diangkat menjadi Rasul dan sesudah diangkat menjadi Rasul.

Az Zamakhsyary, pengarang tafsir Al Kasysyaf berkata: "Kalau engkau menanyakan mengapa Allah SWT menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosa Muhammad, akan kujawab: "Allah SWT bukan menjadikan penaklukan kota Mekah itu sebagai sebab bagi pengampunan dosanya saja, akan tetapi Allah SWT menjadikannya sebagai sebab Rasulullah mendapat empat perkara, yaitu: pengampunan dosanya, penyempurnaan nikmat-nikmat Nya, petunjuk ke jalan yang lurus dan kemenangan yang gilang-gemilang.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Supaya Allah memberi ampunan kepadamu) berkat jihadmu itu (terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang) supaya umatmu mau berjihad karena akan mendapat ampunan seperti kamu. Pengertian ayat ini mengandung penakwilan, mengingat para nabi maksum dari segala perbuatan dosa yang hal ini telah ditetapkan berdasarkan dalil aqli dan naqli. Dengan demikian maka huruf Lam pada permulaan ayat ini menunjukkan makna Illatul Ghaaiyyah dan lafal yang dimasukinya merupakan Musabbab bukan Sebab (serta menyempurnakan) melalui kemenangan tersebut (nikmat-Nya) pemberian nikmat-Nya (atasmu dan memimpin kamu) melalui kemenangan itu (kepada jalan) yakni tuntunan (yang lurus) artinya Allah memantapkan kamu pada agama Islam.
««•»»
that God may forgive you, by virtue of your struggle, what is past of your sin and what is to come, of it, so that your community might then desire to struggle [like you] — this [verse] also constitutes a justification of the [concept of the] infallibility (‘isma) of prophets, peace be upon them, against sin, by way of a definitive rational proof (the lām [in li-yaghfira, ‘that He may forgive’] is for [indicating] the ultimate reason [for the conquest], so that the content [of this latter statement] constitutes an effect and not the cause), and that He may perfect, by way of the mentioned victory, His favour to you and guide you, thereby, to a straight path, upon which He will confirm you — and this [straight path] is the religion of Islam;
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of29
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=48&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#48:2

Jumat, 24 April 2015

[048] Al Fath Ayat 001

««•»»
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
««•»»
bismi allaahi alrrahmaani alrrahiimi
««•»»
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

««•»»
In the Name of Allah, the All-beneficent, the All-merciful.

««•»»

Surah Al Fath 1

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا
««•»»
innaa fatahnaa laka fathan mubiinaan
««•»»
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata
{1394},
{1394} Menurut Pendapat sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kemenangan itu ialah kemenangan penaklukan Mekah, dan ada yang mengatakan penaklukan negeri Rum dan ada pula yang mengatakan perdamaian Hudaibiyah. tetapi kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud di sini ialah perdamaian Hudaibiyah.
««•»»
Indeed We have inaugurated for you a clear victory,
[1]
 [1] Or ‘Indeed We have initiated for you a clear breakthrough.’
««•»»

Pendapat para ahli tafsir berbeda tentang yang dimaksud dengan "kemenangan" dalam ayat ini. Sebagian mereka berpendapat penaklukan Mekah. Ada yang berpendapat: penaklukan negeri-negeri yang waktu itu berada di bawah kekuasaan bangsa Romawi dan ada yang berpendapat: perdamaian Hudaibiyah. Kebanyakan ahli tafsir mengikuti pendapat terakhir ini. Mereka ialah:

  1. Menurut pendapat Ibnu `Abbas ialah bahwa "kemenangan dalam ayat ini adalah perdamaian Hudaibiyah karena perdamaian itu menjadi sebab terjadinya penaklukan Mekah.
  2. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra yang berkata: "Kamu berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kemenangan dalam ayat ini ialah penaklukan Mekah, sedangkan kami berpendapat: Perdamaian Hudaibiyah. Pada riwayat yang lain diterangkan bahwa surah Al Fath ini diturunkan pada suara tempat yang terletak antara Mekah dan Madinah, setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah, sejak permulaan sampai akhir surah.
  3. Az Zuhri mengatakan: "Tidak ada kemenangan yang lebih besar daripada kemenangan yang ditimbulkan oleh perdamaian Hudaibiyah dalam sejarah penyebaran agama Islam di masa Rasulullah. Sejak terjadinya perdamaian itu, terjadilah hubungan yang langsung antara orang-orang muslim dan orang-orang musyrik Mekah. Orang muslim dapat melihat kembali kampung halaman yang telah lama ditinggalkan dan keluarga mereka.
Dalam hubungan dan pergaulan yang demikian itu, orang-orang kafir telah mendengar secara langsung percakapan kaum Muslimin, baik yang dilakukan sesama mereka kaum Muslimin, maupun yang dilakukan dengan orang kafir itu sehingga dalam masa tiga tahun, banyak di antara mereka yang masuk Islam.

Demikianlah terjadi proses itu sehingga pada waktu penaklukan Mekah, kaum Muslimin dapat memasuki kota itu tanpa pertumpahan darah.


"Hudaibiyah" adalah nama sebuah desa, kira-kira 30 km di sebelah barat kota Mekah, Nama itu berasal dari nama sebuah perigi yang ada di desa itu. Dengan nama desa itu, diberi nama suatu perjanjian antara kaum Muslimin dengan orang-orang kafir Mekah, yang terjadi pada bulan Zulkaidah tahun 6 H (Februari 628 M) di desa itu.

Pada tahun keenam Hijriah, Nabi Muhammad saw beserta kaum Muslimin yang berjumlah hampir 1.500 orang memutuskan untuk berangkat ke Mekah akan melepaskan rasa rindu mereka kepada Baitullah kiblat mereka, dengan melakukan umrah dan untuk melepaskan rasa rindu kepada sanak keluarga yang telah lama mereka tinggalkan.

Untuk menghilangkan prasangka yang bukan-bukan dari orang kafir Mekah, maka kaum Muslimin mengenakan pakaian ihram, membawa hewan-hewan untuk disembelih dan disedekahkan kepada penduduk Mekah. Mereka pun berangkat tidak membawa senjata, kecuali sekadar senjata yang biasa dibawa orang dalam perjalanan jauh.


Sesampainya di Hudaibiyah, rombongan besar kaum Muslimin itu bertemu dengan Basyar bin Sofyan Al Ka'by. Basyar mengatakan kepada Rasulullah bahwa orang-orang Quraisy telah mengetahui kedatangan beliau dan kaum Muslimin.

Karena itu, mereka telah mempersiapkan balatentara dan senjata untuk menyambut kedatangan kaum Muslimin itu. Mereka sedang berkumpul di Zi Tuwa. Karena itu, Rasulullah saw mengutus Usman bin `Affan menemui pimpinan Quraisy, untuk menyampaikan maksud beliau itu.

Setelah Usman kembali, diadakan perundingan antara Rasulullah saw dan pimpinan Quraisy. Perundingan itu menghasilkan persetujuan perdamaian antara kaum Muslimin dengan orang-orang musyrik Mekah, yang dinamakan "Perdamaian Hudaibiyah".

Di antara isi perdamaian itu ialah:

  1. Menghentikan peperangan selama 10 tahun.
  2. Setiap orang Quraisy yang datang kepada Rasulullah saw tanpa seizin Wali yang mengurusnya, harus dikembalikan kepada walinya itu, tetapi setiap orang Islam yang datang kepada orang Quraisy; tidak dikembalikan kepada walinya.
  3. Kabilah-kabilah Arab boleh memilih antara mengadakan perjanjian dengan kaum Muslimin atau dengan orang musyrik Quraisy. Sehubungan dengan ini, maka kabilah Khuza'ah memilih kaum Muslimin, sedangkan golongan Bani Bakr memilih kaum musyrik Mekah.
  4. Nabi Muhammad saw dan rombongan tidak boleh masuk Mekah pada tahun perjanjian itu dibuat, tetapi baru dibolehkan pada tahun berikutnya dalam masa tiga hari. Selama tiga hari itu, orang-orang Quraisy akan mengosongkan kota Mekah, Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin tidak boleh membawa senjata lengkap memasuki kota Mekah.
Setelah perjanjian itu, Rasulullah saw beserta kaum Muslimin kembali ke Madinah.

Perjanjian perdamaian itu ditentang oleh sebagian sahabat Rasulullah saw karena mereka menganggap perjanjian itu merugikan kaum Muslimin dan lebih menguntungkan orang-orang musyrik Mekah.

Apabila dilihat sepintas lalu, benarlah anggapan sebahagian para sahabat itu, seperti yang tersebut pada angka dua dan angka empat. Dalam perjanjian itu ditetapkan bahwa setiap orang musyrik yang datang kepada Nabi tanpa seizin walinya harus dikembalikan, sebaliknya kalau orang Muslimin datang kepada orang Quraisy tidak dikembalikan.

Di samping itu, kaum Muslimin dilarang masuk kota Mekah pada tahun itu. Sekalipun boleh pada tahun yang akan datang, namun hanya dalam waktu tiga hari, sedang kota Mekah adalah kampung halaman mereka sendiri. Dalam pada itu kaum Muslimin waktu itu telah mempunyai kekuatan yang cukup untuk memerangi dan mengalahkan orang-orang musyrik, mengapa tidak langsung memerangi mereka saja?.

Lain halnya dengan Rasulullah saw dan para sahabat yang lain, yang memandangnya dari segi politik dan mempunyai pandangan yang jauh ke depan.

Sesuai dengan ilham dari Allah SWT, beliau yakin bahwa perjanjian itu akan merupakan titik pangkal kemenangan yang akan diperoleh kaum Muslimin pada masa-masa yang akan datang.

Sekalipun ayat dua dan empat dari perjanjian itu sekan-akan merugikan kaum Muslimin. Beliau telah yakin bahwa tidak akan ada kaum Muslimin yang menjadi kafir kembali, karena mereka telah banyak mendapat ujian dari Tuhan mereka. Keyakinan beliau itu tergambar dalam sikap beliau setelah terjadi perjanjian itu.


Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah dalam suatu perjalanan beliau di malam hari bersama Umar bin Khattab, Umar bertanya kepada beliau tentang sesuatu; tetapi tidak dijawab beliau.

Pertanyaan itu diulang-ulang Umar sampai tiga kali, namun tidak juga mendapat jawaban dari beliau, sehingga Umar berkata kepada dirinya, "Sia-sialah ibumu melahirkan hai Umar" selanjutnya Umar berkata: "Maka kupercepat kendaraanku sehingga aku dapat mendahului orang banyak.

Waktu itu aku khawatir akan turun ayat Alquran berhubungan dengan aku. Tiba-tiba aku mendengar ada seruan orang memanggilku. Aku khawatir, kalau-kalau orang memanggilku karena ada ayat turun tentangku, maka aku datangilah Rasulullah dan aku memberi salam kepadanya lalu beliau berkata:

"Sesungguhnya telah diturunkan suatu surah kepadaku, dan surah itu lebih aku cintai dari apa saja yang ada di dunia ini (yang disinari matahari). Kemudian beliau membaca ayat ini".


Jika dikaji dan dipelajari, maka apa yang diyakini oleh Rasulullah itu dapat dipahami, di antaranya ialah:

PERTAMA
Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, berarti orang-orang musyrik Mekah secara tidak langsung telan mengakui secara de fakto, pemerintahan kaum Muslimin di Madinah.

Selama ini, mereka menyatakan bahwa Nabi dan kaum Muslimin itu tidak lebih dari sekelompok pemberontak yang ingin memaksakan kehendaknya kepada mereka, orang-orang Quraisy.

Dengan dibolehkan Rasulullah saw bersama kaum Muslimin memasuki kota Mekah pada tahun yang akan datang melaksanakan ibadah di sekitar Kakbah, terkandung pengertian bahwa orang-orang musyrik Mekah telah nengakui bahwa agama Islam adalah agama yang berhak menggunakan Kakbah sebagai rumah ibadat mereka dan hal ini juga berarti bahwa mereka telah mengakui agama Islam sebagai salah satu dari agama-agama yang ada di dunia.

KE·DUA
Dengan terjadinya perjanjian itu, berarti kaum muslimin telah memperoleh jaminan keamanan dari orang-orang musyrik Mekah sehingga memungkinkan mereka menyusun dan membina masyarakat Islam dan melakukan dakwah Islamiyah ke seluruh penjuru tanah Arab tanpa mendapat gangguan dari orang-orang musyrik Quraisy.

Selama ini setiap usaha Rasulullah saw selalu mendapat rintangan dan gangguan dari mereka Sejak itu pula,, Rasulullah dapat mengirim surah untuk mengajak raja-raja yang berada di sekitar Jazirah Arab dan di luarnya masuk Islam, seperti Persia, Muqauqis dari Mesir, Heraklius kaisar Romawi, raja Gasasinah, pembesar-pembesar Yaman, raja Najasyi (Negus) dari Ethiopia dan sebagainya.
Pada tahun kedelapan Hijriah, orang Quraisy menyerang Bani Khuza'ah, sekutu kaum Muslimin. Dalam perjanjian Hudaibiyah disebutkan bahwa penyerangan kepada salah satu dari sekutu kaum Muslimin, berarti penyerangan kepada kaum Muslimin.

Hal ini berarti pula bahwa pihak yang menyerang itu telah melanggar secara sepihak yang telah dibuat itu. Karena itu, maka pada tahun kedelapan Hijriah tanggal 10 Ramadan, berangkatlah Rasulullah bersama 10.000 kaum Muslimin menuju Mekah.

Setelah mendengar kedatangan kaum Muslimin dalam jumlah yang banyak itu, maka orang-orang Quraisy menjadi gentar dan takut, sehingga Abu Sofyan pemimpin Quraisy waktu itu, segera menemui Rasulullah di luar kota Mekah. Ia menyatakan kepada Rasulullah bahwa ia dan seluruh kaumnya menyerahkan diri kepada beliau dan ia sendiri menyatakan masuk Islam waktu itu juga.

Dengan pernyataan Abu Sofyan itu maka Rasulullah bersama kaum Muslimin memasuki kota Mekah dalam suasana aman dan tenteram, tanpa pertumpahan darah.

Dengan demikian, sempurnalah kemenangan Rasulullah saw dan kaum Muslimin, yang terjadi setelah dua tahun diadakan perjanjian Hudaibiyah, Sejak itu pula, agama Islam tersebar dengan mudah ke segala penjuru Jazirah Arab.  Dan sejak itu pula, agama Islam telah pula mulai melebarkan sayapnya ke daerah-daerah yang dikuasai oleh negara-negara besar pada waktu itu, seperti daerah-daerah kerajaan Romawi dan kerajaan Persia.


««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Kami telah memberikan kemenangan kepadamu) maksudnya Kami telah memastikan kemenangan bagimu atas kota Mekah dan kota-kota lainnya di masa mendatang secara paksa melalui jihadmu (yaitu kemenangan yang nyata) artinya, kemenangan yang jelas dan nyata.
««•»»
Verily We have given you, We have ordained [for you] the conquest (fath) of Mecca, and other places in the future by force, as a result of your struggle, a clear victory, [one that is] plain and manifest;

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Syaikhain (Bukhari dan Muslim), Imam Tirmizi dan Imam hakim, mengetengahkan sebuah hadis yang bersumber dari Anas yang mengatakan bahwa ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan diri Nabi saw., yaitu firman-Nya,

"Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang."
(Q.S. Al Fatah, 2).

Ayat di atas diturunkan sewaktu Nabi saw. kembali dari Hudaibiyah; sehubungan dengan hal ini Nabi saw. bersabda, "Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu ayat yang aku lebih cintai kepadanya dari pada apa yang ada di bumi ini", selanjutnya Nabi saw. membacakannya kepada mereka. Setelah Nabi saw. selesai membacakannya, para sahabat mengatakan, "Selamat untukmu wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah swt. telah menjelaskan apa yang diperbuat-Nya terhadapmu. Maka apakah yang akan diperbuat-Nya terhadap kami?"

Lalu ketika itu juga turunlah firman-Nya yang lain, yaitu,
"Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan..."
(QS. Al Fath [48]:5).
sampai dengan firman-Nya,
"....adalah keuntungan yang besar."
(QS. Al Fath [48]:5).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 2]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
1of29
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=48&tAyahNo=1&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#48:1

[048] Al Fath 2of2

2of2
29 Verses • revealed at Medinan.
««•»»
»The surah that opens by acclaiming the manifest Victory or Triumph of peace that God accorded His Prophet in the truce he agreed to with the Meccans at a place called Ḥudaybiyyah. It takes its name from verse 1 wherein “victory” (fatḥ) is mentioned. The surah makes reference to the occasion when the Prophet had a vision that he and his followers would be performing pilgrimage to Mecca (verse27). They set out, but the Meccans decided to bar them at Ḥudaybiyyah from reaching the town and sent emissaries to have discussions with the Prophet. In the end the Prophet signed a treaty that he and the believers would not enter Mecca that year, but would do so the next year. Seeing the long-term significance of this treaty, in the interests of peace he agreed to a truce often years during which time, if any Meccan went over to his side, he would return him to the Meccans, but if any of his people went over to the Meccans, they would not return them. Throughout the surah the Prophet is assured that this treaty that God has given him is a great breakthrough (verse 1ff.,verse 18 ff. and verse 27). The believers are reassured that their self-restraint and obedience to the Prophet were inspired by God (verse 4 ff. and verse 24 ff.). The surah condemns both the hypocrites in Medina (verse 6) and the idolaters of Mecca (verse 6  and verse 26) and closes by praising the believers (verse 29).«

The surah is also known as: Conquest, The Manifest Triumph, Triumph.
««•»»
•[AYAT 001]•[AYAT 002]•[AYAT 003]•[AYAT 004]•[AYAT 005]•[AYAT 006]•[AYAT 007]•[AYAT 008]•[AYAT 009]•[AYAT 010]•[AYAT 011]•[AYAT 012]•[AYAT 013]•[AYAT 014]•[AYAT 015]•[AYAT 016]•[AYAT 017]•[AYAT 018]•[AYAT 019]•[AYAT 020]•[AYAT 021]•[AYAT 022]•[AYAT 023]•[AYAT 024]•[AYAT 025]•[AYAT 026]•[AYAT 027]•[AYAT 028]•[AYAT 029]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Sumber: Al-Quran (القرآن) — Online Quran Project — Translation and Tafsir
http://al-quran.info/#48


[048] Al Fath 1of2

1of2
29 Ayat • diturunkan di Mekah.
««•»»
Surah Al-Fath (Arab: الفتح , "Kemenangan") adalah surah ke-48 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al-Fath yang berarti Kemenangan diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad S.A.W dalam peperangannya.

Nabi Muhammad S.A.W sangat gembira dengan turunnya ayat pertama surat ini. Kegembiraan ini dinyatakan dalam sabda dia yang diriwayatkan Sahih Bukhari; Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku satu surat, yang surat itu benar-benar lebih aku cintai dari seluruh apa yang disinari matahari. Kegembiraan Nabi Muhammad S.A.W itu ialah karena ayat-ayatnya menerangkan tentang kemenangan yang akan diperoleh Muhammad S.A.W dalam perjuangannya dan tentang kesempurnaan nikmat Allah kepadanya.
««•»»

Pokok-Pokok Isi
  • Keimanan
  • Allah mempunyai tentara di langit dan di bumi
  • Janji Allah kepada orang-orang mukmin bahwa mereka akan mendapat ampunan Allah dan pahala yang besar
  • Allah mengutus Muhammad S.A.W sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
  • Agama Islam akan mengalahkan agama-agama lain
  • Hukum-hukum
  • Orang pincang dan orang-orang yang sakit dibebaskan dari kewajiban berperang
  • Kisah-kisah
  • Kejadian-kejadian sekitar Bai'aturridhwan dan
  • Perdamaian Hudaibiyyah
  • Lain-lain
  • Berita gembira yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad S.A.W bahwa dia bersama-sama orang mukmin akan memasuki kota Mekkah dengan kemenangan, dan hal ini memang terlaksana setelah setahun kemudian
  • Sikap orang-orang mukmin terhadap sesama mukmin dan sikap mereka terhadap orang-orang kafir
  • Sifat-sifat Nabi Muhammad S.A.W dan para sahabatnya sudah disebutkan dalam Taurat dan Injil
  • Janji Allah bahwa orang Islam akan menguasai daerah-daerah yang sewaktu Nabi Muhammad S.A.W belum dikuasai
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
 [KEMBALI][AYAT-AYAT]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
Referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/Surah_Al-Fath
Mukaddimah terjemahan Al Qur'an versi Departemen Agama RI